Hanya 5 Persen Jurnal Ilmiah Terakreditasi
Sabtu, 27 November 2010 – 09:52 WIB
JAKARTA -- Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan merupakan faktor yang menentukan daya saing bangsa dalam kompetisi global. Perkembangan ilmu pendidikan, ditandai makin giatnya penelitian ilmiah dilakukan oleh kaum terdidik perguruan tinggi. Salah satu indikatornya, munculnya jurnal-jurnal ilmiah di lingkungan akademisi, peneliti, dan profesional. Mendapuk tagline acara ’’Peranan strategis jurnal ilmiah dalam membangun daya saing bangsa,’’ PMBS berharap acara ini akan meningkatkan kualitas jurnal ilmiah lokal, sehingga pendidikan nasional meningkat, dan Indonesia memiliki daya saing lebih besar di antara negara maju.
Sejalan dengan pentingnya peranan jurnal ilmiah, Kementerian Pendidikan Nasional melakukan proses akreditasi penerbitan jurnal. Sayangnya, sampai sekarang baru ada lima persen jurnal ilmiah yang masuk kategori akreditasi nasional. Dan untuk akreditasi internasional, hingga 2009 baru ada sembilan jurnal dari Indonesia.
Baca Juga:
Untuk memperkuat budaya penelitian dan menegakkan etika intelektual, Prasetiya Mulya Business School (PMBS) menggelar seminar dan lokakarya yang dilakukan selama dua hari, 25-26 November 2010, di gedung PMBS yang ada di Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam seminar yang dilaksanakan secara cuma-cuma itu, dihadirkan pembicara berkompeten yang telah makan asam garam di bidang penerbitan jurnal ilmiah.
Baca Juga:
JAKARTA -- Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan merupakan faktor yang menentukan daya saing bangsa dalam kompetisi global. Perkembangan ilmu pendidikan,
BERITA TERKAIT
- Sinergi ARLIC dan IMLA Dorong Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia
- PPDB Diganti SPMB, Mendikdasmen Mengeklaim Ada Hal Baru
- Tingkatkan Literasi Anak, Universitas Bakrie-Yayasan Buddha Tzu Chi Gelar Ekspresi 2025
- Dilantik Jadi Kaprodi S2 Ilmu Hukum, Edi Hasibuan Berharap Banyak Polisi Mendaftar
- Uhamka Resmi Luncurkan UCT, Program Khusus Generasi Milenial dan Alpha
- 4 Jalur Sistem Baru PPDB, Prestasi Non-akademik Ditambah