Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM
Rela Bertahun-tahun Tak Disapa Anak-anaknya
Kamis, 16 Juni 2011 – 08:08 WIB
Selama puluhan tahun Otto Syamsuddin Ishak akrab dengan tubuh terluka, diintimidasi, diculik, bahkan hampir mati. Tapi, itu sama sekali tak menggoyahkan tekadnya untuk menjadi seorang investigator untuk kasus-kasus hak asasi manusia (HAM). Apa yang membuat dirinya kuat? ------------------------------ ------------------------
RIDLWAN-THOMAS AQUINO, Jakarta
------------------------------ ------------------------
Peristiwa tersebut selalu diingat Otto. Waktu itu sekitar akhir September 1991. Dia sedang berjalan sendiri di tepi hutan Geumpang, Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam). Tiba-tiba, tiga orang bersenjata tajam muncul dari kanan dan kiri bukit. Tanpa basa-basi, parang-parang itu hampir terayun ke tubuhnya.
Otto mundur setapak sembari mengamati tiga lelaki berwajah garang itu. "Lho, Otto... Kau Otto kan?" tiba-tiba seorang di antara mereka berseru. "Dia ternyata teman saya bermain layang-layang waktu kecil. Kami lantas berpelukan, lalu tertawa bersama," ujar Otto mengisahkan pertemuan mengesankan yang masih segar di memorinya itu.
Selama puluhan tahun Otto Syamsuddin Ishak akrab dengan tubuh terluka, diintimidasi, diculik, bahkan hampir mati. Tapi, itu sama sekali tak menggoyahkan
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara