Meriam Kostrad Produksi 1942
Senin, 03 Oktober 2011 – 01:31 WIB
BATUJAJAR -- Setiap menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI, persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) selalu menjadi topik pembicaraan dan keprihatinan. Persenjataan berat yang digunakan Komando Cadangan Staregis Angkatan Darat (Kostrad) misalnya, meriam yang ada merupakan type 76 produksi 1942 dan 1948. "Karena kita rawat dengan baik, maka masih layak dan ampuh untuk pertempuran," ujar alumnus AKABRI 1977 itu. Dia juga mengingatkan para prajuritnya agar serius berlatih. Alasannya, latihan yang memakan biaya Rp4 miliar itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Pria kelahiran Medan itu menyebutkan, satu peluru yang diluncurkan dari meriam itu harganya Rp12 juta.
Meriam dengan jarak tembak 14 kilometer itulah yang digunakan Yonarmed 10/2/1 Kostrad saat menggelar latihan menembak di Lapangan Tembak Armed, Pusdikpassus, Batujajar, Jabar, sejak 28 September dan berakhir hari ini (3/10).
Baca Juga:
Meski demikian, sebanyak 826 personil Kostrad yang ikut latihan tetap semangat, saat ditinjau langsung Pangkostrad Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution, akhir pekan lalu. Dalam arahannya di depan pasukan, AY Nasution mengatakan, meski senjata-senjata berat yang digunakan sudah berumur tua, namun lantaran bagus perawatannya, meriam itu masih layak digunakan di pertempuran.
Baca Juga:
BATUJAJAR -- Setiap menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI, persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) selalu menjadi topik pembicaraan dan
BERITA TERKAIT
- Presiden Prabowo Berangkat ke India, Ini Sejumlah Hal Penting dalam Agendanya
- Honorer Database BKN di PPPK Tahap 2 Hanya Seuprit, Peluang Penuh Waktu?
- Retreat Kepala Daerah Bakal Lebih Detail, Berlangsung 1 Minggu
- Sambut Libur Panjang, Whoosh Siapkan 173 Ribu Tempat Duduk
- Bu Megawati Rayakan Ultah ke-78 secara Sederhana, Ada Cinta Hampa
- Soal UU Kejaksaan, Para Pakar Mengkritisi Imunitas Jaksa