Terus Merugi, Djakarta Lioyd Diusulkan Suntik Mati
Selasa, 14 Februari 2012 – 13:36 WIB
JAKARTA--Terus meruginya perusahaan pelayaran Djakarta Lioyd membuat gerah Komisi VI. Perusahaan pelat merah inipun didesak untuk dibubarkan dan dibentuk perusahaan baru. Hanya saja menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Arya Bima, keputusan akhir tetap ada pada Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Memang semangat kita untuk penuntasan masalah Djakarta Lioyd ini hanya dua solusi. Pertama, terus dihidupkan dengan catatan perusahaan ini bisa sehat. Kedua, dilikuidasi. Namun, untuk keputusan akhirnya akan kita putuskan bersama-sama dengan Menteri BUMN dalam rapat kerja pada Kamis (16/2) besok," kata Arya, dalam rapat dengan pendapat dengan pejabat eselon I Kementerian BUMN dan Dirut PT Djakarta Lioyd, Selasa (14/2).
Komisi VI, lanjutnya, tidak bisa langsung melikuidasi Djakarta Lioyd tanpa menunggu penjelasan Menteri BUMN. Sebab, yang paling tahu keadaan perusahaan BUMN, adalah pemerintah."Ini putusan politis, kalau Menteri BUMN menyatakan, Djakarta Lioyd sudah kolaps dan harus dipailitkan, kita akan membubarkannya. Tapi pemerintah harus memberikan alasan yang jelas untuk mendukung keputusan ini," tuturnya.
Di dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Arya Bima ini, hampir seluruh anggota Komisi VI mendesak untuk membubarkan Djakarta Lioyd. Apalagi perusahaan ini tidak ada kemajuan sedikitpun."Disuntikkan dana segar berapapun, tidak akan sehat-sehat dia. Mendingan disuntik mati saja, terus buat perusahaan baru lagi, dengan manajemen yang baik. Saya optimis bisa maju karena bisnis perusahaan pelayaran nasional sangat menjanjikan," tandas Chairuman Harahap, anggota Komisi II dari Fraksi Partai Golkar.(Esy/jpnn)
JAKARTA--Terus meruginya perusahaan pelayaran Djakarta Lioyd membuat gerah Komisi VI. Perusahaan pelat merah inipun didesak untuk dibubarkan dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Merasa Ada Kejanggalan Hukum, Alex Denni Ajukan Peninjauan Kembali
- Komisi III DPR Pilih 5 Pimpinan KPK 2024-2029, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
- KPK Incar Aset Anwar Sadad yang Dibeli Pakai Duit Kasus Korupsi Dana Hibah
- Seluruh Honorer Database BKN & Tercecer Jadi Peserta Seleksi PPPK 2024, Suket Tak Masalah
- Dukung Palestina, BAZNAS Enrekang Salurkan Bantuan Rp 620 Juta
- 8 Rekomendasi Setara Institute untuk Dorong Partisipasi Kelompok Rentan di Pilkada 2024