Guru Protes Metode Bilingual di RSBI
Jumat, 06 April 2012 – 07:58 WIB
JAKARTA - Program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) kembali menuai protes. Suara keberatan itu bahkan datang dari para guru sendiri. Mereka memprotes penerapan ketentuan pembelajaran bilingual (dua bahasa) yang rancu.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menuturkan, banyak kendala yang dialami guru yang mengajar di sekolah RSBI. Salah satu yang paling mencemaskan adalah penggunaan bahasa asing dalam proses pembelajaran. "Aturan ini merusak bahasa (bahasa Indonesia, Red) dan menimbulkan kekacauan dalam belajar-mengajar," urai di Jakarta kemarin.
Menurut Retno, aturan pembelajaran bilingual menjadi rancu karena pemerintah mengharuskan guru memiliki skor TOEFL lebih dari 500. Aturan ini merusak tatanan pembelajaran karena TOEFL bukan menjadi acuan kemampuan guru dalam mengajar.
Dia menegaskan, guru tidak mungkin disulap dalam lima hari harus mengajar dengan pengantar bahasa Inggris. Di sisi lain, pengantar pelajaran menggunakan bahasa Indonesia saja masih banyak kendala.
JAKARTA - Program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) kembali menuai protes. Suara keberatan itu bahkan datang dari para guru sendiri.
BERITA TERKAIT
- Lestari Moerdijat Berharap Skema Baru yang Disiapkan Pemerintah Atasi Masalah PPDB
- Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Poltek Harber Siapkan Beragam Beasiswa
- Bicara Stikom Bandung, Mendikti Saintek Ancam Tutup Kampus yang Main-Main dengan Aturan
- Dilantik Jadi Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara Komitmen Bantu Pemda Jabar Atasi Persoalan Transportasi hingga Sampah
- Akademisi UI dan IPB Membuktikan Kekuatan Diplomasi Kopiah Tunisia
- Inilah Beban Kerja Guru yang Akan Dialihkan kepada Kepsek