Khawatir Bahasa Etnik Punah, LIPI Terbitkan Kamus Bahasa Minoritas
Di Pulau Alor, Ada Bahasa yang Tinggal Seorang Penuturnya
Sabtu, 05 Januari 2013 – 12:54 WIB

Peneliti LIPI Abdul Rachman Patji bersama enam kamus kecil bahasa daerah yang hampir punah di kantornya, Kamis (3/1/2013)FOTO: SOFYAN HENDRA/JAWA POS
Sebanyak 169 bahasa etnik di Indonesia terancam punah. Jumlah penuturnya terus berkurang. Untuk melestarikan bahasa-bahasa lokal itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat kamus saku.
SOFYAN HENDRA, Jakarta
BAYANGKAN jika kita menjadi Karim Banton, 67, seorang kakek yang tinggal di Habollat, sebuah dusun terpencil di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Karim adalah satu-satunya orang yang bisa berbahasa Beilel. Tanpa kawan bertutur yang mengerti bahasa itu, dia pasti dilingkupi kesunyian yang tak mungkin terungkapkan.
Sosok Karim dengan bahasa Beilel-nya "ditemukan" Abdul Rachman Patji, koordinator peneliti bahasa etnik minoritas di LIPI. Karim memang tak sepenuhnya sendiri. Ada Muhamad Banton dan Usman Banton. Uniknya, mereka tidak ada hubungan darah sama sekali dengan Karim. Tapi, kemudian mereka mempersaudarakan diri dalam satu rumah.
Sebanyak 169 bahasa etnik di Indonesia terancam punah. Jumlah penuturnya terus berkurang. Untuk melestarikan bahasa-bahasa lokal itu, Lembaga Ilmu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu