Sistim Pensiun PNS Diubah
jpnn.com - JAKARTA--Besarnya beban APBN untuk membayar pensiunan PNS, membuat pemerintah mengubah sistim pensiunan.
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (SesmenPAN-RB) Tasdik Kinanto menyebutkan, untuk tahun ini saja beban pensiun yang harus dibayarkan sebanyak Rp 67 triliun. Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya.
"Diperkirakan tahun 2025, pembayaran pensiun mencapai Rp 125 triliun. Kalau sistimnya tidak kita ubah, sudah pasti akan mengganggu APBN kita," kata Tasdik saat menerima para praja IPDN di kantornya, Senin (25/11).
Selain mengubah sistim pensiun, lanjutnya, pemerintah juga tengah mengatur sistem penggajian. Di samping menekan penambahan jumlah PNS baru.
"Di dalam RUU Aparatur Sipil Negara, kita sudah mengatur tentang sistim pensiun dan penggajian. Ini agar jumlah pembayaran pensiun tidak menggerogoti APBN," terangnya.
Salah satu kebijakan sistim pensiun adalah pemberlakuan pensiun dini, terutama bagi tenaga administrasi yang didominasi lulusan SMA. Langkah ini sudah ditempuh Provinsi Jawa Barat, dengan memberikan kompensasi besar bagi PNS yang mengajukan pensiun dini.
"Pembatasan jumlah PNS baru juga untuk mengurangi beban APBN dalam membayar gaji pegawai dan pensiun," tandasnya. (esy/jpnn)
JAKARTA--Besarnya beban APBN untuk membayar pensiunan PNS, membuat pemerintah mengubah sistim pensiunan. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan