Ironi Jika Pecatan TNI Jadi Panglima Tertinggi
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Direktur Imparsial, Al Araf mencibir majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Al Araf yang kini menjadi pengamat militer itu mengatakan, sangat ironis jika Prabowo yang pernah dipecat dari TNI ternyata justru menjadi panglima tertinggi karena memenangi pemilu presiden.
Al Araf menyatakan, hingga saat ini Prabowo masih terbelit persoalan hak asasi manusia (HAM). Karenanya Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI pada 24 Agustus 1998 memecat Prabowo dari dinas kemiliteran.
"Karena secara etika bermasalah, dia (Prabowo, red) pernah dipecat TNI. Pemecatan itu hal yang buruk,” kata Al Araf kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/5).
Al Araf menambahkan, seorang presiden sebaiknya bukan orang yang memiliki masalah secara etika. Diingatkannya pula, UUD 1945 menyebut Presiden RI membawahi angkatan-angkatan perang. Karenanya presiden juga memiliki kewenangan untuk mengangkat Panglima TNI dan para kepala staf angkatan.
Al Araf pun menegaskan, akan sangat aneh jika pecatan TNI sampai menjadi panglima tertinggi. "Menjadi sangat aneh dan ironis bila yang pernah dipecat TNI justru menjadi panglima tertinggi TNI," lanjut Al Araf.
Ditegaskannya pula, prajurit TNI tentu tak akan menjadikan seorang pecatan sebagai teladan. Al Araf pun menegaskan bahwa Prabowo bukanlah capres yang layak didukung. “Dia memiliki kelemahan karena rekam jejak yang buruk itu,” pungkasnya.(jpnn)
JAKARTA - Mantan Direktur Imparsial, Al Araf mencibir majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Al Araf yang kini menjadi pengamat militer
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak
- Tokoh Masyarakat Hingga Akademisi Sebut Arinal Membawa Perubahan di Lampung
- Ribuan Warga Memeriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
- Kemenko PMK Melakukan Penguatan Pemberdayaan Perempuan di Desa
- Tim Gabungan Sita 7 Unit Hp, 10 Paku & 20 Korek Api di Lapas Narkotika Muara Beliti
- Hari Wayang, Kiai Paox Iben Sebut Kebudayaan Jembatan antara Pemerintah dan Rakyat