Wapres Minta Pramuka Rebranding
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah berencana me-rebranding Pramuka. Sebab, selama ini gerakan kepemudaan itu tidak mendapat simpati dari kalangan pelajar. Terbukti, semakin lama semakin sedikit yang ikut kegiatan kepanduan itu.
Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault menyebut Pramuka selama ini terkesan tradisional dan bersifat rutinitas. Sehingga, Pramuka kurang menjawab tantangan jaman.
“Anak-anak muda jika ditanya Pramuka itu apa? Ya paling taunya baju pramuka saja,” kata Adhyaksa usai menghadap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Jakarta hari ini (6/11).
Menurut mantan menpora itu, Pramuka sebagai organisasi kepemudaan harus senantiasa dinamis. Salah satu contohnya, anak muda sekarang terkesan enggan berorganisasi dan memakai seragam. Mereka cenderung lebih individual.
“Mereka seperti citizen journalist. Mengabarkan ke seluruh orang lewat media sosial seperti twitter tapi, tidak mau berorganisasi,” katanya.
Permasalahan yang lain yakni, terbatasnya anggaran. Adhyaksa mengatakan tahun lalu, Pramuka hanya mendapatkan dana operasional sekitar Rp 40 miliar. Jumlah itu masih terbilang minim.
“Kurang. Kita harus bayar karyawan di kwarnas dan Cibubur. Setiap bulan saja total pengeluaran untuk gaji mereka Rp 500-600 juta,” paparnya.
Untuk mensiasati itu, dia mengatakan wakil presiden meminta Pramuka untuk lebih menjawab tantangan jaman. Khususnya, generasi muda. Bagaimana mengambil simpati kaum pelajar dengan kegiatan kemanusiaan.
JAKARTA - Pemerintah berencana me-rebranding Pramuka. Sebab, selama ini gerakan kepemudaan itu tidak mendapat simpati dari kalangan pelajar. Terbukti,
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi