110 Komandan KRI Gelar Pertemuan, Tujuannya?
jpnn.com - SURABAYA - Asisten Operasi (Asops) Pangarmatim Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah mewakili Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto memimpin Forum Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Forum Komandan KRI ini rutin digelar. Kali ini dilaksanakan di Gedung Candrasa Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (25/7/2016).
Forum ini diikuti oleh 110 Perwira Korps Pelaut. Tujuannya untuk memberikan penyegaran kepada para Komandan Satuan (Dansat) dan Komandan Unsur di lingkungan Koarmatim.
Menurut Arsyad, forum ini merupakan salah satu bagian dari pembinaan personel. Harapannya, kata dia, agar para anggota dibawah satuannya dapat menjalankan kedinasan sehari-hari dengan baik dan tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.
Selain itu, dalam forum ini Asops Pangarmatim menyampaikan bagaimana meminimalisasi terjadinya kecelakaan di laut. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kerja sama yang baik.
Selanjutnya, Kolonel Laut (P) Diyan Primana yang menjabat sebagai Kasubdis Peta Dishidros TNI AL menyampaikan paparan pertama tentang tugas dan fungsi Dishidros TNI AL dan sosialisasi penggunaan Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) dan Peta Laut.
Dalam paparannya juga disampaikan tentang survey oseanografi di seluruh perairan Indonesia, menjamin keselamatan pelayaran dan menentukan garis pangkal, batas wilayah di Laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), serta landas kontinen.
Selanjutnya, paparan kedua disampaikan oleh Mayor Laut (P) Anom Puji Hascaryo sebagai Komandan KRI Spica. Ia memberikan pengenalan tentang kapal milik Dishidros TNI AL yaitu KRI Spica.
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak