Iduladha Harus Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan
jpnn.com - JAKARTA – Iduladha adalah momentum untuk mempersatukan umat dengan latar belakang berbeda. Perbedaan itu berupa keragaman budaya seperti bahasa, warna kulit, dan adat istiadat.
Pun perbedaan agama seharusnya tidak mengganggu esensi. Yaitu kesatuan rohaniah yang kini digunakan paham radikal terorisme untuk mengadu domba, bahkan membunuh sesamanya.
“Ibadah haji memang sebuah ritual tapi tidak sekadar itu, karena harus kita lihat esensinya. Bukan sekadar ritual di mana kita naik haji kemudian pulang mendapat gelar haji , bu hajjah dsb. Haji sebenarnya mengandung makna simbolik yang dalam sekali untuk persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia maupun dunia,” kata guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Usman Ismail, Rabu (31/8).
Dalam momen Iduladha ini, ia mengajak seluruh umat manusia untuk memperkuat persatuan. Terutama dalam memerangi bahaya nyata yaitu radikalisme dan terorisme.
Pasalnya, radikalisme dan terorisme tidak dibenarkan Islam, apa pun bentuknya. Apalagi seperti serangan di halaman Masjid Nabawi, Madinah beberapa waktu lalu.
Asep mengingatkan akan perayaan Iduladha yang merupakan puncak ibadah haji yang dilaksanakan umat muslim. Ia juga menegaskan bahwa pada hakikatnya tidak ada Islam Pakistan, Islam Yaman.
“Itu hanya masalah tempat tinggal, lalu dari tempat tinggal itu lahir sistem sosial, itu lahir cinta tanah air, muncul nasionalisme, kebangsaan, budaya dan lain-lain. Nasionalisme itu pangkalnya tempat tinggal, lalu muncul cinta tanah air. Itu kenyataan yang tak bisa dihindari. Lahir di Makah atau Indonesia maka dia cinta pada tanah kelahiran. Itu perbedaan dan Islam yang mempersatukannya,” terangnya.
“Ajaran dasar Islam itu dirancang sistematik, sistemik, di mana semua komponen satu sama lain saling menguatkan. Simbolik yang mempersatukan umat Islam itu sebetulnya banyak, salah satunya adanya Kabah. Itu yang mempersatukan umat,” katanya.
JAKARTA – Iduladha adalah momentum untuk mempersatukan umat dengan latar belakang berbeda. Perbedaan itu berupa keragaman budaya seperti bahasa,
- Pererat Hubungan Antar-Negara, Perpustakaan Soekarno Garden Bakal Dibangun di Uzbekistan
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng