Capres AS yang Ditemui Setya Novanto Itu Kembali Menyinggung Perasaan Umat Islam
jpnn.com - WASHINGTON - Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang kontroversial itu kembali memberikan pernyataan yang mengejutkan dunia.
Dalam laman Reuters, Senin (6/12), Trump mendesak pemerintah agar secepatnya mengeluarkan larangan masuk imigran Islam ke negara adidaya itu.
Pernyataan keras itu dilontarkan Trump untuk menindaklanjuti insiden penembakan oleh pasangan suami istri yang dikaitkan dengan kelompok militan Negara Islam (ISIS) di Calfornia pada minggu lalu.
"Kita tidak memiliki pilihan," kata Trump pada pertemuan di South Carolina sambil memperingatkan lebih banyak serangan sebagaimana yang terjadi dalam insiden 11 September jika tindakan tegas tidak diambil.
Pernyataan Trump tentang "mencegah masuknya imigran Islam" memicu berbagai reaksi banyak pihak termasuk Gedung Putih dan rivalnya dalam pemilihan presiden 2016, Hillary Clinton dari partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden Republik, Dick Cheney.
Mereka menggambarkan pernyataan kontroversial Trump bertentangan dengan segala sikap dan kepercayaan mereka.
"Donald Trump tidak waras. Proposal 'dasar' dia tidak serius," kata calon Republik, Jeb Bush di akun Twitternya.
Miliarder dan mantan bintang reality TV itu sering menggunakan isu rasial mendesak agar larangan penuh terhadap masuknya orang Islam ke Amerika Serikat sehingga wakil rakyat negara itu mengidentifikasi apakah yang sedang terjadi.
WASHINGTON - Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang kontroversial itu kembali memberikan pernyataan yang mengejutkan dunia.
- Hizbullah Bikin Israel Murka, Puluhan Ribu Warga Lebanon Terpaksa Mengungsi
- Pengumuman untuk Seluruh WNI: Jangan Bepergian ke Lebanon, Iran dan Israel
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Biden dan Kishida Bahas Aliansi Militer untuk Hadapi Ancaman China
- Hongaria Bantah Terlibat Serangan Pager Maut di Lebanon
- Di Taman Soekarno Uzbekistan, Megawati Menanam Pohon Platanus Orientalis