10 Bulan Buron, Kali Ini Reido Setiawan Tak Bisa Lari, Lihat Nih Tampangnya
Dalam perkara ini tersangka merupakan kuasa direktur PT Lambok Ulina yang sebelumnya ada empat orang telah menjalani persidangan dan telah mendapatkan putusan hukum tetap, karena dinyatakan turut mengakibatkan munculnya kerugian negara bersama tersangka lainnya sebesar Rp12,8 miliar.
Pembangunan auditorium itu bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2018. PT Lambok Ulina sebagai perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut, melalui kontrak lewat surat keputusan Hadri Hasan selaku Rektor UIN sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan surat perjanjian Nomor 46-Un.15/PPK-SBSN/KU.01.2/06/2018 untuk memulai pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya selama 208 hari kalender terhitung sejak 7 Juni 2018 hingga 31 Desember 2018. (antara/jpnn)
Buronan kasus tindak pidana korupsi pembangunan auditorium UIN Sultan Thaha Saifudin akhirnya ditangkap.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II, Pelamar Diminta Fokus Membaca Persyaratan
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih
- Usut Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Panggil eks Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jateng
- Kejaksaan Sudah Selesaikan 1.809 Perkara dengan Keadilan Restoratif
- Cerita Saksi di Sidang Kasus Korupsi Timah, Mengaku Pernah Ditolong Harvey Moeis
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA