10 Fasilitas Nuklir Baru di Iran
Diyakini Hanya 'Gertakan', Realisasi Diragukan
Senin, 30 November 2009 – 13:54 WIB
TEHERAN - Hanya berselang dua hari setelah lembaga pengawas (aktivitas) energi atom PBB, International Atomic Energy Agency (IAEA), mengutuk program nuklir Iran, pemerintah negeri para mullah itu mengeluarkan pernyataan kejutan baru. Sebagaimana diberitakan situs LA Times, Senin (30/11) siang WIB, kabinet Republik Islam Iran pada Minggu (29/11) waktu setempat, malah memerintahkan ekspansi program tersebut. "Jika mereka benar-benar serius, memperhatikan skala produksi mereka dan instalasi (mesin) centrifuge yang beroperasi, kita di sini bicara soal sebuah program teramat mahal dalam rentang seminim-minimnya 20 hingga 30 tahun," ungkap Gary Sick, seorang profesor Studi Timur Tengah di Columbia University, yang sempat bekerja di Dewan Keamanan Nasional saat Revolusi Iran tahun 1979.
Disebutkan, termasuk dalam rencana pengembangan itu adalah pendirian 10 fasilitas pengolahan nuklir skala industri (besar). Jika ini terlaksana, seperti disampaikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang dikutip kantor berita Mehr, program tersebut akan membuat Iran memiliki jumlah uranium diperkaya yang bisa memghasilkan 20 ribu megawatt (MW) listrik selama enam tahun.
Baca Juga:
Walau demikian, banyak pihak termasuk para pakar, meragukan realisasi rencana itu. Iran juga dikenal kerap punya banyak rencana besar yang tak sesuai dengan kenyataannya. Diyakini, negara Timur Tengah berpenduduk 70 juta yang kaya kandungan migas tersebut, bakal menghadapi kendala berat baik secara ekonomi maupun teknis, demi memperluas program nuklir ambisius itu. Saat ini, Iran dikatakan baru berhasil memasang sekitar 8.000 centrifuge (semacam mesin pemutar teknis untuk mengolah bahan nuklir, Red), yang bahkan baru separuhnya beroperasi dan menghasilkan uranium berlevel reaktor.
Baca Juga:
TEHERAN - Hanya berselang dua hari setelah lembaga pengawas (aktivitas) energi atom PBB, International Atomic Energy Agency (IAEA), mengutuk program
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas