10 Spion Rusia Dideportasi
Jumat, 09 Juli 2010 – 14:56 WIB

Anna Chapman. Foto: Sipa Press/Rex Features
Namun pertukaran mata-mata itu membawa dampak signifikan bagi upaya pemerintah AS dan Rusia untuk memperbaiki hubungan yang dipenuhi dengan suasana kecurigaan. Jaksa Agung AS, Eric Holder menyebut insiden itu sebagai kasus luar biasa yang menyita waktu. "Dan kesepakatan yang kita capai saat ini menyediakan resolusi yang berhasil bagi AS dan kepentingannya," ujar Holder.
Sementara Kepala Staf Gedung Putih, Rahm Emanuel, menyatakan, Presiden Barck Obama secara sadar mengetahui sepenuhnya penyelidikan maupun keputusan untuk menukar mata-mata yang tertangkap dengan tahanan Rusia.
Di Rusia, Presiden Dmitry Medvedev telah menandatangani dekrit tentang pengampunan terhadap empat mata-mata barat yang akan ditukar dengan 10 mata-mata Rusia yang ditangkap AS. Pernyataan dari Istana Kremlin seperti dikutip kantor berita Rusia, menyebutkan bahwa Presiden Medvedev telah mengampuni empat warga Rusia, yakni Alexander Zaporozhsky, Gennady Vasilenko, Sergei Skripal dan Igor Sutyagin.
Sutyagin, seorang analis senjata, dilaporkan diambil dari tahanan Moskow dengan sebuah pesawat ke Wina, Austria. Sementara Sergei Skripal adalah mantan kolonel pada dinas inteljen militer Rusia. Zaporozhsky juga seorang mantan kolonel yang berdinas sebagai agen inteljen Rusia di luar negeri.
NEW YORK - 10 mata-mata Rusia yang terungkap dan bergulir menjadi skandal spionase terbesar sejak berakhirnya perang dingin, hari ini atau Kamis
BERITA TERKAIT
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi