10 Tahun Kesulitan Siswa, Kini Menjadi yang Pertama

10 Tahun Kesulitan Siswa, Kini Menjadi yang Pertama
10 Tahun Kesulitan Siswa, Kini Menjadi yang Pertama
Sabtu (26/6) itu, pesantren ini baru saja mewisuda santri akhir angkatan IX tahun 2010 dengan hasil yang memuaskan. Ratusan wali murid dan santri berbaur dalam perhelatan akbar mendai kelulusan 650 santri di pesantren tersebut.

Suasana gembira, tiba-tiba berubah isak tangis perpisahan antara santri dan guru. Derai air mata, uacapan terima kasih terdengar paruh dari tenggorokan seorang bapak bernama Wargito (56) warga Dusun Tanjungsari, Kecamayan Tepus, yang ditunjuk untuk mewakili menyampaikan pesan kesannya.

"Saya berterimakasih pada pihak pesantren, mungkin benar kali ini kami belum bisa membalas. Namun insya Allah, Allah yang membalasnya," ucapnya dalam acara wisuda yang digelar Sabtu (26/6) itu.

Usai wisuda santri, kepada Radar Jogja, Pimpinan Pondok Pesantren Harun Alrozid mengisahkan, awalnya Ponpes yang ia pimpin ini murni hanya mempelajari ilmu keagamaan. Namun dalam perkembangannya, setelah melalui pertimbangan dengan mengintrospeksi sepuluh tahun terakhir (sebelum1998), akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi dengan pendidikan formal. "Sepuluh tahun ponpes ini belum mengalami peningkatan, baik jumlah, kualitas, maupun kuantitas. Untuk itu kami merasa untuk segera introspeksi," ujarnya.

Anggapan bahwa mutu pendidikan pesantren tertinggal jauh dibanding sekolah formal, ditepis Pondok Pesantren (ponpes) Al-Hkmah Gunungkidul. Dinas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News