100 Dokter Meninggal Ketika Menangani Covid-19, Begini Respons Mufida
"Namun, kami mohon peyelamatan nyawa rakyat, harus tetap menjadi prioritas. Negara harus mengutamakan pemulihan kesehatan terlebih dulu, sehingga bisa menata perekonomian dengan lebih optimal. Bukan sebaliknya, seperti saat ini" sebut Mufida.
Mufida mengatakan, media luar dan dunia internasional menempatkan penanganan Covid-19 di Indonesia dalam lima besar terburuk di dunia.
Dia pun mengingatkan, penilaian itu terkonfirmasi dengan data-data yang sudah dipaparkan sebelumnya terkait belum turunnya kurva kasus konfirmasi positif.
Kemudian rasio kematian tenaga kerja kesehatan yang termasuk tinggi di dunia dan mulai penuhnya kapasitas rumah sakit.
"Di sini jiwa kepemimpinan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan diuji. Apakah benar-benar seluruh jajaran melaksanakan semua arahan dan keberpihakannya terhadap pemulihan penyakit ini. Kami minta dengan segala hormat Bapak Presiden Republik Indonesia melakukan langkah-langkah yang nyata untuk menyelamatkan nyawa anak bangsa," ujar dia.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan 100 dokter dinyatakan meninggal dunia selama menangani Covid-19.
Informasi itu disampaikan IDI melalui akunnya di Twitter @PBIDI, Senin. (ast/jpnn)
Mufida menilai pemerintah tidak bisa lagi mengutamakan ekonomi ketika banyak dokter meninggal dunia saat menangani Covid-19.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Kabar Duka, Dokter Soeradi Soedjarwo Meninggal Dunia Akibat Terinfeksi Covid-19
- Wali Kota Bersedih, Kehilangan Dokter Agyan
- Berita Duka, Dokter Agyan Reswanendro Meninggal Dunia
- Berita Duka, Dokter Tommy Sunartomo Meninggal Akibat Covid-19
- Berita Duka: Dokter Syukriati Meninggal Dunia, Wali Kota Merasa Sangat Kehilangan
- Dokter Patrianev Darwis: Dia Syahid, tetapi Sebenarnya Bisa Dicegah