100 Hari Pertama Joe Biden Tak Segaduh Donald Trump, tetapi Apakah Lebih Baik?
Terakhir kali sebuah pemerintahan baru AS berani menempuh kebijakan anggaran sedemikian dramatis seperti itu terjadi pada masa sebelum Perang Dunia Kedua ketika negeri itu dipimpin oleh salah satu presiden terbesarnya, Franklin Delano Roosevelt.
Biden bahkan disetarakan dengan Roosevelt. Program stimulan bernilai triliunan dolar AS yang mencakup banyak hal yang diajukan Biden itu disamakan dengan program New Deal yang diajukan Roosevelt guna membangkitkan Amerika dari Depresi Besar 1930-an.
Sejak masa kampanye, Biden menyatakan akan fokus memerangi pandemi virus corona yang sudah menewaskan lebih dari setengah juta penduduk adidaya dunia itu. Pada hari pertamanya berkuasa, ada 4.380 warganya meninggal dunia karena Covid, tetapi kini rata-rata kematian akibat Covid per hari di AS adalah 700.
Tapi bukan hanya pandemi yang diurusi presiden berusia 78 tahun itu. Sebaliknya presiden yang sewaktu terpilih menjadi presiden tertua sepanjang sejarah Amerika tersebut berusaha memandu negaranya ke banyak arah baru dalam sekali kesempatan, laksana “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”.
Dan itu termasuk masalah ketidakadilan rasial, politik partisan yang sudah meracuni bangsa, dan langkah dramatis memerangi perubahan iklim.
Dia menempuh semua itu dengan senyap tanpa kontroversi, tanpa menepuk dada. Dia sedikit berbicara tetapi banyak bekerja, laksana pepatah Jawa, 'sepi ing pamrih, rame ing gawe'.
Dia memang tak ingin sering tampil di depan publik membriefing bangsanya seperti dilakukan pendahulunya yang senang membuat keributan di ruang publik. Sebaliknya Biden mempercayakan semua itu kepada para pembantunya yang memang ahli dan berorientasi kerja.
Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Keuangan Janet Yellen, Menteri Energi Jennifer Granholm dan Menteri Pertahanan Llyod Austin, bukan saja mendahulukan kerja, tetapi juga merupakan anggota-anggota kabinet yang kompeten, berpengalaman dan serius.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal selalu dibanding-bandingkan dengan Donald Trump, bagaimana 100 hari pertamanya?
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Pemerintahan Sederhana