100 Hari Rezim Prabowo, Pengamat: Berupaya Lepas dari Bayang-Bayang Solo

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai beberapa hal dari pemerintahan era Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selama 100 hari sejak pelantikan.
Diketahui, Prabowo resmi dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024 dan resmi menjabat 100 hari per 28 Januari 2025.
Ray menyebut rezim Prabowo dalam 100 hari masih dalam tahap konsolidasi setelah banyaknya jumlah menteri di Kabinet Merah Putih.
"Kabinet yang membengkak memang merepotkan. Pembagian kerja, dana, pembenahan birokrasi menjadi pekerjaan yang tidak mudah," kata Ray melalui layanan pesan, Sabtu (25/1).
Maka, kata dia, tidak mengherankan melihat kontroversi masih menyertai pemerintahan Prabowo-Gibran selama tahap konsolidasi.
Kontroversi bisa dilihat ketika muncul pernyataan kasar dari eks utusan khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman, mengangkat mendengung menjadi staf ahli menteri, sampai menteri dikaitkan judi daring.
"Terakhir, menteri yang saling bertolak belakang soal pagar bambu laut Tangerang," kata Ray.
Dia juga menilai Prabowo selama 100 hari pemerintahan tampak ingin keluar dari bayang-bayang Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai beberapa hal dari pemerintahan era Prabowo Subianto selama 100 hari memimpin. Apa itu?
- Disaksikan Presiden Prabowo, BAZNAS Salurkan 5 Program Pemberdayaan bagi Mustahik
- Soroti Pengelolaan Zakat, Prabowo: Harus Sampai ke Rakyat yang Membutuhkan
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Apresiasi Kinerja BAZNAS, Presiden Prabowo: Terima Kasih
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Evaluasi Semester I Pemerintahan Prabowo – Gibran, Panca Pratama: Publik Merasa Puas