100 Tahun Menjaga Tradisi: Kisah Lim Kok Tong, Kopi Legendaris dari Pematang Siantar

100 Tahun Menjaga Tradisi: Kisah Lim Kok Tong, Kopi Legendaris dari Pematang Siantar
Dennis Nugroho, bagian dari generasi keempat keluarga pendiri Lim Kok Tong, berbagi kisah tentang bagaimana tradisi dan kualitas menjadi kunci keberhasilan usaha ini. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Bagi pencinta kopi, nama Lim Kok Tong mungkin tidak asing lagi.

Berawal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara, kedai kopi ini telah menjadi saksi perjalanan panjang selama hampir satu abad.

Dennis Nugroho, bagian dari generasi keempat keluarga pendiri Lim Kok Tong, berbagi kisah tentang bagaimana tradisi dan kualitas menjadi kunci keberhasilan usaha ini.

“Usaha ini sudah ada sejak tahun 1925, didirikan oleh generasi pertama keluarga kami, Lim Tie Kie . Awalnya, semua dimulai dari kecintaan terhadap keluarga dan kopi. Bahkan nama usaha ini diambil dari nama panggilan anak pendirinya. Hingga kini, kami tetap mempertahankan kualitas dan tradisi yang diajarkan turun-temurun,” ungkap Dennis di kedai kopi Lim Kok Tong, kawasan Pluit, Kamis (23/1/2025).

Menurut Dennis, Lim Kok Tong dikenal sebagai kopitiam tradisional dengan cita rasa khas perpaduan budaya Tionghoa dan Batak. Meskipun kini sudah berkembang ke berbagai kota di Indonesia, akar dari usaha ini tetap kuat di Pematang Siantar.

“Rahasia kami bisa bertahan hingga 100 tahun adalah regenerasi yang sukses. Papa dan kakek selalu mengajarkan pentingnya menjaga kualitas. Kami tidak pernah kompromi soal bahan baku. Misalnya, biji kopi yang digunakan selalu dari Sumatra Utara, hasil kerja sama dengan petani lokal. Kami memadukan robusta dan arabika untuk mendapatkan rasa yang pas di lidah orang Indonesia,” jelasnya.

Bahkan, saat pandemi COVID-19 melanda, Lim Kok Tong tetap mempertahankan kualitasnya tanpa menurunkan standar. Dennis menegaskan,

“Kami tidak pernah tergoda untuk mengurangi kualitas meski tantangan begitu besar.”

Berawal dari Pematang Siantar, Sumut, kedai kopi Lim Kok Tong telah menjadi saksi perjalanan panjang selama hampir satu abad.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News