100 Tahun Menjaga Tradisi: Kisah Lim Kok Tong, Kopi Legendaris dari Pematang Siantar

100 Tahun Menjaga Tradisi: Kisah Lim Kok Tong, Kopi Legendaris dari Pematang Siantar
Dennis Nugroho, bagian dari generasi keempat keluarga pendiri Lim Kok Tong, berbagi kisah tentang bagaimana tradisi dan kualitas menjadi kunci keberhasilan usaha ini. Foto: supplied

Seiring berjalannya waktu, tongkat estafet diteruskan kepada generasi kedua. Pada tahun 1970, Lim Kok Tong, putra Lim Tie Kie, mengambil alih pengelolaan kopitiam.

Ia memberikan sentuhan baru dengan mengganti nama kopitiam menjadi Massa Kok Tong, sebuah nama yang mencerminkan identitas baru tanpa melupakan akar tradisi.

Pada tahun 1980, generasi ketiga, Lim Ming, mulai melanjutkan tradisi keluarga ini. Dengan semangat inovasi, Lim Ming menciptakan resep khas yang hingga kini menjadi andalan kopitiam. Tidak hanya itu, ia juga membangun tempat pemanggangan kopi sendiri untuk memastikan kualitas kopi tetap terjaga.

Proses pemanggangan yang dilakukan dengan cermat membuat kopi di semua gerai Lim Kok Tong selalu segar dan bercita rasa tinggi.

Dua dekade kemudian, pada tahun 2010an, Lim Ming kembali membuat perubahan besar dengan mengganti nama kopitiam menjadi Lim Kok Tong. Nama baru ini kemudian diteruskan oleh anaknya, Vincent Forest sebagai generasi keempat, dengan membawa semangat tradisi dan inovasi.

Di tahun yang sama, ia mulai memperluas jangkauan dengan membuka beberapa gerai baru di Sumatra Utara, menjadikan Lim Kok Tong sebagai merek kopi yang semakin dikenal luas.

Langkah besar lainnya terjadi pada tahun 2019, ketika Lim Kok Tong membuka flagship store pertamanya di Pluit, Jakarta.

Kehadiran gerai ini menjadi simbol modernisasi sekaligus komitmen untuk terus menjaga tradisi cita rasa kopi berkualitas yang telah dirintis sejak hampir seabad lalu.

Berawal dari Pematang Siantar, Sumut, kedai kopi Lim Kok Tong telah menjadi saksi perjalanan panjang selama hampir satu abad.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News