1000 Quanzhou

Oleh: Dahlan Iskan

1000 Quanzhou
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bersamaan dengan selesainya ceramah para jamaah berdiri. Salat. Sendiri-sendiri. Oh...salat sunnah. Saya pun salat dua rakaat.

Mereka ternyata salat empat rakaat, dua kali salam.

Yang ceramah tadi pun berjalan menuju mimbar khotbah. Tanpa salam. Langsung duduk di tangga mimbar.

Lalu, salah seorang bercelana jin, di sebelah mimbar, melantunkan azan. Pakai logat Quanzhou. Saya rekam. Anda boleh lihat di IG –kalau cukup pulsa.

Selesai azan, khotbah dimulai. Dalam bahasa Arab. Pendek sekali. Hanya 6 menit. Khotbah itu juga saya rekam. Bisa dilihat di IG.

Selesai berkhotbah ia jadi imam salat Jumat. Saya lirik jam dinding. Pukul 14.00/.

Ketika imam selesai mengucapkan "waladdollin" beberapa orang menyahut dengan kata 'amin'. "Ini pasti ada orang Indonesia yang ikut salat Jumat di sini," kata saya dalam hati.

Di masjid-masjid Tiongkok tidak ada sahutan 'amin' seperti itu --pun menjelang Pilpres seperti ini.

Tahun itu kerajaan Majapahit pun belum ada. Masih dua ratus tahun kemudian. Islam sudah ada di Quanzhou, bagian selatan provinsi Fujian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News