1000 Quanzhou

Oleh: Dahlan Iskan

1000 Quanzhou
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika tiga jemaah keluar, yang baru masuk lebih banyak. Masjid menjadi agak penuh: lebih 100 orang: 80 persen suku Hui.

Begitu salat selesai mereka langsung berdiri. Bubar. Tidak ada doa. Tidak ada wirid.

Di halaman saya dicegat beberapa anak muda. Minta foto. "Kami dari Kendari," kata mereka. "Kami dikirim perusahaan belajar di Xiamen," tambahnyi.

"Perusahaan apa?" tanya saya.

"Perusahaan nikel. Ini namanya," jawabnyi sambil menunjukkan tulisan di celana: PT Obsidian Stainless Steel.

Ada tiga lagi turis dari Malaysia. Lalu ada segerombol anak muda Hui menemui saya. "Anda kelihatannya tokoh ya. Banyak yang minta foto bersama," katanya.

"Anda dari mana?'' tanya saya.

"Kami dari Ningxia," jawabnya.

Tahun itu kerajaan Majapahit pun belum ada. Masih dua ratus tahun kemudian. Islam sudah ada di Quanzhou, bagian selatan provinsi Fujian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News