100.000
Oleh Dahlan Iskan
Selasa, 26 Mei 2020 – 06:26 WIB
Dering itu kadang baru berbunyi tengah malam. Ketika berita yang dimaksud sudah telanjur ditata di percetakan.
Sulit sekali.
Kalau harus diganti bisa gawat --akan telat terbit. Apalagi wartawannya juga sudah telanjur pulang.
Maka redaksi yang pemberani akan mencopot berita itu. Begitu saja. Untuk diganti blok hitam. Besoknya koran terbit seperti wajah cantik yang dicoreti arang di pipinya.
Pembaca pun mafhum: ada yang disensor lagi. Lalu kasak-kusuk.
Masyarakat pun cari bocorannya: ada peristiwa apa? Bocoran itu lebih seru dari aslinya.
Hitam itu sebagai protes.
Putih itu sebagai protes.