11 Hari di Jakarta, Bersaksi Cuma Lima Menit
Kamis, 22 November 2012 – 03:20 WIB
Di bagian lain, Akil juga coba menggali apakah para saksi yang dihadirkan memeroleh honor atas kesediaannya menjadi saksi dalam persidangan MK. Karena walau bagaimana pun, meninggalkan kampung dan keluarga tercinta, tentu bukan pekerjaan yang mudah.
Apalagi mengingat kebanyakan mereka berasal dari keluarga sederhana. Yang tentu guna memenuhi kehidupan sehari-hari, perlu bekerja. Kondisi ini terbukti, karena beberapa saksi yang dihadirkan mengakui menerima politik uang saat putaran Pilkada berlangsung. Dimana kisarannya antara Rp150 ribu hingga Rp300 ribu.
Namun sayangnya, tidak ada yang mau mengaku. Seperti dikemukakan saksi yang dihadirkan pihak terkait pasangan Andar Amin Harahap-Isnandar Nasution. “Tidak ada (terima duit) yang mulia,” ujar saksi Panusunan Harahap.
Ia hanya menyatakan menerima tiket. Baik untuk datang ke Jakarta, maupun tiket untuk pulang ke Sidempuan nantinya. “Hanya tiket yang mulia,” ujarnya.(gir/jpnn)
JAKARTA-Mahkamah Konstitusi (MK) memang belum perkara sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padangsidempuan. Namun meski begitu,
BERITA TERKAIT
- Todung Minta Polisi Tidak Merusak Arsitektur Ketatanegaraan karena Cawe-cawe di Pilkada
- Hasto Ajak Rakyat Merenung, Apakah Jokowi dan Keluarganya Harus Dibiarkan
- Golkar Surabaya Ikut Sukseskan Pemecahan Rekor MURI Senam Serentak Nasional
- Dugaan Dana Judi Online di Pilkada Jakarta, Formasi Melapor ke Bawaslu
- H-10 Pilkada Riau, Elektabilitas Abdul Wahid-SF Hariyanto Masih Tertinggi
- Punya Rekam Jejak Baik, Ridwan Kamil Didukung Belasan Komunitas Tionghoa