11 Profesional Muda Bawa Nama Indonesia di Forum 5 Negara MIKTA
2. Mutti Anggita
Memilki latar belakang sebagai tenaga pengajar di Universitas BINUS, Jakarta, perempuan berambut pendek ini mengawali perjalanan akademiknya sebagai mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Ia kemudian terbang ke Inggris untuk menempuh pendidikan pasca sarjana di King’s College, London, dan lulus dengan disertasi bertemakan nuklir.
Di samping kesibukannya sebagai dosen, Wakil Kepala Departemen Hubungan Internasional di BINUS ini juga tengah menyelesaikan dua artikel berjudul Senjata Kimia, Biologi, Radiologi dan Nuklir (CBRN Weapons) serta Terorisme Kimia, Biologi, radiologi dan Nuklir (CBRN Terrorism). Pada MIKTA Young Professional Camp tahun ini, Mutti ingin membagi pengetahuannya seputar nuklir sebagai sumber energi alternatif.
"Masih banyak orang kurang paham tentang nuklir, melihat nuklir hanya dari sisi negatif, padahal ada potensi yang tersimpan di balik sumber energi ini," utaranya.
Mutti Anggita. (Foto: dokumen pribadi)
3. Wulan Danoekoesoemo
Perempuan yang akrab disapa Wulan ini juga seorang tenaga pendidik di Univeristas BINUS, Jakarta. Dengan pengalaman sebagai psikolog klinis, di tahun 2011, Wulan bersama kedua rekannya mendirikan organisasi non-profit ‘Lentera Indonesia’, yang memberi bantuan kepada para perempuan korban kekerasan seksual. Lewat ‘Lentera’, Wulan dan kawan-kawannya menyediakan program pemulihan trauma dan sesi konsultasi kepada korban kekerasan tersebut.
Ini harapan Wulan pada pertemuan pemuda 5 negara MIKTA kali ini, “Mudah-mudahan pertemuan ini bisa memperluas jaringan kami dan memberi pengalaman budaya yang baru. Selain itu, MIKTA sendiri bisa menjadi kemitraan yang berkelanjutan.”
Sebelas profesional muda Indonesia berada di Korea Selatan, mulai 6 Juli,untuk mengikuti ‘MIKTA Young Professional Camp’2015. Berasal
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata