11 September

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

11 September
Menara kedua World Trade Center terbakar setelah ditabrak pesawat yang dibajak, 11 September 2001. REUTERS/Sara K. Schwittek

Dengan tumbangnya rezim komunisme dunia, liberalisme-kapitalisme Amerika menjadi satu-satunya ideologi yang berkuasa. Ideologi lain, apa pun itu, diangap sebagai catatan kaki yang tidak eksis. Sejarah telah berakhir, karena manusia sudah sampai pada titik puncak eksistensinya dalam sistem kapitalisme-liberalisme.

Pada kapitalisme-liberalisme semua orang mempunyai kebebasan mutlak untuk menjadi manusia. Individualisme mendapatkan tempat tertinggi dalam kapitalisme-liberalisme, karena dari ‘’sononya’’ manusia memang menginginkan kebebasan mutlak tanpa gangguan maupun aturan.

Itulah fitrah manusia, kata Fukuyama. Ketika manusia sudah sampai pada kondisi itu, maka sejarah sudah berakhir.

Dalam pemahaman Fukuyama yang mengutip Hegel, sejarah bukan serangkaian peristiwa kronologis, tetapi sebuah evolusi manusia dalam menemukan jati diri.

Berbagai ideologi telah diterapkan kepada umat manusia, tetapi pada akhirnya kapitalisme-liberalisme yang dianggap paling sesuai dengan jati diri manusia. Titik evolusi berhenti pada sistem kapitalisme-liberalisme dan sejarah pun berakhir.

Peristiwa 11 September 2001 mengejutkan sekaligus mengguncangkan keyakinan itu. Ternyata Amerika bukan penguasa tunggal. Ternyata masih ada ideologi lain yang mengancam kekuasaan Amerika.

Para penyerang WTC itu dianggap sebagai teroris yang merepresentasikan ideologi Islam radikal di bawah kepemimpinan Usamah bin Ladin.

Ternyata Islam menjadi ancaman bagi Amerika. Karena itu Islam harus diburu dan dibersihkan. Maka George W. Bush mengumumkan dan mengomandoi ‘’the war on terror’’, perang melawan teror, di seluruh dunia.

Peristiwa 11 September 2001 mengejutkan sekaligus mengguncang keyakinan, ternyata Amerika bukan penguasa tunggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News