11 September

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

11 September
Menara kedua World Trade Center terbakar setelah ditabrak pesawat yang dibajak, 11 September 2001. REUTERS/Sara K. Schwittek

Bush tidak memberi pilihan, ‘’either you are with us or against us’’, ikut Amerika atau menjadi musuh Amerika. Usamah bin Ladin diburu sampai ke Afghanistan. Saddam Hussein, yang dituduh punya senjata pemusnah massal, diuber dengan serbuan besar-besaran ke Iraq.

Prof. Samuel Huntington, guru Fukuyama di Universitas Harvard, mengingatkan bahwa perang ideologi memang sudah tidak ada, tetapi akan muncul perang antar-peradaban sebagai gantinya.

Dalam buku ‘’The Clash of Civilization: Remaking of World Order’’ (1996), Huntington membantah tesis Fukuyama bahwa sejarah telah berakhir.

Menurut Huntington, sejarah peradaban masih tetap jalan. Peradaban-peradaban besar dunia akan saling bersaing dan berbenturan, dan pada akhirnya akan memunculkan perang baru.

Huntington menyebut Islam sebagai peradaban yang potensial mengalami benturan dengan peradaban Barat-Kristen.

Peristiwa 11 September mengejutkan Huntington. Ia mengingatkan bahwa Amerika terancam kehilangan jatidiri dan identitasnya.

Salah satu sebabnya adalah gelombang imigrasi dari berbagai negara. Bahasa Inggris sekarang sudah tidak menjadi bahasa dominan. Tanpa bisa sepatah Bahasa Inggris pun seseorang bisa hidup dan kaya raya di Amerika.

Dalam ‘’Who We Are: The Challenges to America’s Identity’’ (2004), Huntington mengingatkan akan bahaya penetrasi peradaban lain ke jantung Amerika yang bisa mengaburkan dan menghilangkan identitas keamerikaan.

Peristiwa 11 September 2001 mengejutkan sekaligus mengguncang keyakinan, ternyata Amerika bukan penguasa tunggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News