1:10 Perempuan UE Alami Pelecehan Seksual
jpnn.com - VIENNA - Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di negara miskin dan berkembang. Di negara maju seperti Eropa, hal itu pun terjadi. Bahkan bisa dibilang cukup parah.
Berdasar survei yang dirilis Badan Hak-hak Dasar Uni Eropa (FRA), satu di antara tiga perempuan di Eropa pernah mengalami kekerasan secara fisik dan seksual sebelum mereka berusia 15 tahun. Sayangnya, kejadian tersebut kerap kali tidak dilaporkan kepada pihak yang berwenang. "Ini merupakan gambaran secara luas tentang kekerasan pada hidup banyak perempuan," ujar Direktur FRA Morten Kjaerum.
Dalam surveinya, FRA mewawancarai 24 ribu perempuan yang berusia 18-74 tahun di 28 negara anggota Uni Eropa (UE). Kekerasan yang ditanyakan terkait dengan pelecehan seksual, fisik, psikologis, kekerasan dalam rumah tangga, pengalaman masa kanak-kanak, dan permainan dari teknologi terbaru.
Menurut hasil penelitian tersebut, satu di antara sepuluh perempuan pernah dilecehkan secara seksual sejak usia 15 tahun. Satu di antara 20 perempuan pernah diperkosa. Selain itu, terungkap bahwa satu di antara lima perempuan pernah mengalami kekerasan fisik, seksual, atau bahkan keduanya sekaligus. Kekerasan tersebut dilakukan pasangannya pada masa lalu ataupun pasangannya saat ini.
Bahkan, satu di antara sepuluh perempuan di UE diindikasikan telah mengalami beberapa bentuk kekerasan seksual oleh orang dewasa ketika mereka berusia di bawah 15 tahun. "Sayangnya, hanya 14 persen perempuan yang melaporkan kekerasan oleh pasangannya kepada polisi," terangnya. Sebanyak 13 persen perempuan melapor kepada polisi atas kekerasan oleh orang yang bukan pasangannya.
Kjaerum menegaskan, kekerasan fisik dan seksual terhadap para perempuan di Eropa itu merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Sudah waktunya tindak kekerasan pada perempuan tersebut diperhatikan secara serius. Sebab, kekerasan yang terjadi juga berdampak secara psikologis terhadap para korban.
Lebih dari seperlima korban kekerasan seksual mengalami serangan panik dan sepertiga korban menderita depresi. Sebanyak 43 persen dari para korban sulit menjalin hubungan baru. (AFP/sha/c14/tia)
VIENNA - Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di negara miskin dan berkembang. Di negara maju seperti Eropa, hal itu pun terjadi. Bahkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer