118 Pelajar di Kota Santri Ini Terjangkit AIDS

Dia menilai penyebaran virus HIV/AIDS di kalangan remaja akibat dekadensi moral yang cukup parah. ”Dikenal sebagai Kota Santri, harusnya norma agama dan sosial itu diterapkan,” kritiknya.
Penyebaran virus HIV/AIDS bisa dicegah, kata dia, seandainya pemerintah dan seluruh elemen masyarakat gencar melakukan penyeluruhan secara kontinyu.
”Secara berkelanjutan, ditekankan kepada keluarga, guru, wali murid, sahabat, karena bagaimana pun pengaruh dari lingkungan bisa berpotensi untuk dituruti oleh para pesrta didik,” analisanya.
Para guru, khsusnya guru konsling (BK) harus lebih memperhatikan sikap dan karakter murid. Mereka diharapkan tidak lelah menasehati dan membimbing murid-murid untuk tidak melakukan hal-hal yang beresiko tertular virus HIV/AIDS. ”Guru BK ini harus jadi yang terdepan dalam membimbing mereka,” pintanya.
Ia berharap pemerintah harus bertanggung jawab dalam pengawasan dan pengontrolan pertumbuhan karakter pelajar. ”Agar ini tidak terulang untuk perbaikan kinerja dan citra Kota Santri. Jangan sampai ternodai oleh hal-hal yang kurang baik,” ujarnya. (sep/mg10)
TASIK – Publik Kota Tasikmalaya mendapatkan “kado” tidak mengenakan di Hari AIDS Sedunia 1 Desember kemarin. Sebanyak 118 pelajar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter
- Geger Mayat Tanpa Identitas di Lampung Selatan, Ini Ciri-cirinya
- Kirab Mahkota Binokasih Warnai Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor
- Dilaporkan ke Polda Jateng, Bambang Wuragil Dituduh Telantarkan Anak
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki