12 Ekor Gajah Liar Berkeliaran di Pemukiman
Rabu, 22 Februari 2012 – 15:08 WIB
Gajah ditembak terlebih dahulu dengan suntik bius. Tapi itu belum dilakukan karena Dishutbun Rohul tidak memiliki anggaran untuk penangkapan gajah tersebut. Untuk menangkap satu ekor gajah liar itu, diperlukan dana Rp25 juta perekor. Dana tersebut untuk membeli obat bius."Kita sudah serahkan penangkapan gajah liar ini ke BKSDA Riau. Karena Dishutbun Rohul tidak memiliki anggaran untuk penangkapan gajah liar itu. Secara tupoksi, Dishut hanya menjaga kawasan dan melindungi hewan satwa liar. Yang melakukan penangkapan, kewenangan BKSDA," jelasnya.
Sugiarno menjelaskan, Desa Mahato Sakti, Rantau Sakti dan Mahato merupakan lintasan kawanan gajah liar. Hewan ini, menganggap lintasan itu tempat habitatnya. Kawanan gajah liar ini, sekali 15 tahun atau puluhan tahun akan tetap kembali lagi, melintasi tempat habitatnya.
"Sekarang menunggu turunnya pihak BKSDA Riau. Untuk upaya di lapangan, masyarakat bersama-sama melakukan pengusiran gajah liar secara tradisional," kata Sugiarno yang mengaku akan berangkat ke Jakarta untuk membicarakan persoalan gajah liar di Rokan Hulu.
Dalam pada itu, Tim BKSDA Riau Syahirin yang dikonfirmasi Riau Pos, Selasa (21/2), berkali-kali melalui telepon selulernya tidak berhasil. Mesti handphonenya dalam kondisi aktif, namun tidak diangkat.(epp)
PASIRPENGARAIAN--Hari ketiga, Selasa (21/2), 12 ekor gajah liar, masih berada di areal perkebunan milik masyarakat Desa Mahato Sakti Kecamatan Tambusai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut