12,3 Juta Anak Tak Sekolah di Negara Ini Lantaran Perang
Di negara-negara Timur Tengah, diskriminasi gender memang masih sangat kental terasa. Anak-anak perempuan Timur Tengah sulit mengakses pendidikan. Para gadis biasanya diremehkan. Bila miskin dan harus menyekolahkan anak, orang tuanya bakal lebih memilih menyekolahkan anak laki-laki.
Orang tua tidak pernah berpikir bahwa anak-anak perempuan mereka akan bekerja. Sebab, biasanya anak perempuan dinikahkan orang tuanya. Bahkan sebelum mereka beranjak dewasa. Karena itulah, mereka berpikir bahwa menyekolahkan anak perempuan sama sekali tidak penting.
Dalam laporan tersebut, Unicef maupun UNESCO memberikan beberapa rekomendasi sebagai solusi masalah itu. Yang pertama adalah fokus pada perkembangan anak usia dini. Berdasar hasil penelitian mereka, disparitas antara orang kaya dan miskin di Timur Tengah sangat tajam. Hanya anak-anak orang kaya yang mampu menyekolahkan anak sejak usia dini.
Mereka juga menyarankan agar ada pendekatan lintas sektor. Banyak penyebab anak yang tidak terdaftar di sekolah formal. Misalnya saja, transportasi dan kesehatan. Selain itu, anak-anak yang sudah terdaftar di sekolah dijaga agar tidak keluar karena alasan apa pun. Misalnya, diberi hukuman fisik yang membuat mereka trauma atau dicap lebih lambat kalau dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Yang lebih penting, Unicef mendesak pemerintah di negara-negara yang bersangkutan menambah anggaran untuk pendidikan. (AFP/sha/c14/dos/jpnn)
BEIRUT - Konflik berkepanjangan di beberapa negara di Timur Tengah berdampak luar biasa. Terutama terhadap anak-anak. Bukan hanya karena trauma berkepanjangan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
- Penyelidikan Soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan Dimulai
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI