133 Siswa Mundur dari USBN
Meski berusia belia, stigma masyarakat yang masih konservatif membuat mereka harus meninggalkan kepentingan pendidikan.
''Misalnya di Balung, peserta sudah ikut ujian pada hari pertama. Tapi, di hari kedua mereka tidak boleh ikut ujian sama tunangannya,'' kata Dhebora.
Peserta yang memutuskan mengundurkan diri menulis surat keterangan pengunduran diri mereka dan menandatanganinya di atas meterai.
Menurut Dhebora, pemahaman warga tentang kurang pentingnya pendidikan menjadi faktor utama fenomena tersebut.
''Mereka merasa tidak butuh sekolah. Walaupun sekolah gratis, orang tua merasa tidak butuh membiayai sehingga jadinya seperti itu. Padahal, sudah difasilitasi luar biasa,'' terangnya.
Berdaras pantauan Jawa Pos Radar Jember, pelaksanaan USBN di SMPN 1 Jenggawah juga diikuti lima lembaga pendidikan lainnya.
Di antaranya, SMPN Terbuka 1 dengan 54 peserta ujian, namun enam siswa mengundurkan diri.
SMP Walisongo tercatat 16 peserta dan yang mengundurkan diri satu siswa. Kemudian, SMP Salafiyah Mifda terdapat 26 peserta dan yang mengundurkan diri 1 siswa.
Sedangkan di SMP Islam Jenggawah tercatat 14 peserta ujian, lima siswa mengundurkan diri. Dengan demikian, tersisa 9 siswa yang mengikuti ujian.
Ada peserta USBN yang meninggal tapi ada juga yang memilih untuk bekerja dibanding menyelesaikan USBN
- Wabah Virus Corona, Akhirnya Kemendikbud dan DPR Sepakat Meniadakan UNBK
- SD Cendekia Harapan Siap Melaksanakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter
- Sekolah Masih Tunggu Kebijakan Terkait Pembuatan Soal USBN
- BSNP: Tidak Ada Lagi Panduan USBN
- Mendikbud Nadiem: yang Tidak Siap Bisa Gunakan Tes Kelulusan USBN 2019
- Terkait USBN, Nadiem Makarim: Mohon, Jangan Meremehkan Guru