1,4 Juta Pemilih Fiktif

KPU DKI Dinilai Tidak Profesional

1,4 Juta Pemilih Fiktif
1,4 Juta Pemilih Fiktif
PELAKSANAAN Pemilukada di DKI Jakarta tinggal 51 hari lagi. Namun Pusat Pergerakan Pemuda Indonesia (P3I) mendapati ada kejanggalan dalam jumlah daftar pemilih sementara (DPS) yang telah ditetapkan KPU DKI pada April lalu. Dari 7.044.991 pemilih, ditengarai sebanyak 104. 170 jiwa sebagai pemilih fiktif.

Karena itu, P3I mendesak KPU DKI menunda atau bahkan membatalkan pelaksanaan Pemilukada pada 11 Juli 2012. Alasannya, hasil penyusunan DPS masih carut-marut. Di sisi lain, KPU DKI belum menemukan adanya data pemilih ganda atau fiktif. Jika temuan P3I ini benar, hendaknya data diserahkan ke KPU DKI untuk diperbaiki. Sehingga pada saat ditetapkan DPT (daftar pemilih tetap) sudah valid.

Dewan Pendiri P3I Ahmad Nur mengungkapkan, pihaknya fokus memantau di wilayah Jakarta Barat dalam sepekan terakhir. Seperti di Kebon Jeruk, Durikepa, Pekojan, Kapuk, Duri Utara, Tangi, Krukut, Wijayakusuma. Hasilnya, ditemukan data NIK (nomor induk kependudukan) yang sama tetapi dimiliki oleh beberapa nama orang berbeda dalam data BPS yang dikeluarkan KPU DKI.

Setelah melakukan pengecekan melalui website resmi KPU DKI, ternyata pemilik NIK tersebut hanya satu orang. Sedangkan nama lain fiktif. Beberapa temuan P3I adalah, ditemukan NIK dan nama yang sama digunakan dalam satu TPS yang sama secara berulang. Artinya, ada pemilih ganda dalam satu TPS. Kemudian NIK yang sama untuk nama orang berbeda dalam satu TPS, ada pemilik fiktif dalam satu TPS. Dari investigasi P3I, ditemukan sekitar 104. 170 pemilih fiktif dari rata-rata 523.083 DPS di setiap kelurahan atau sekitar 15-20 persen pemilih fiktif. “Jika menghitung secara keseluruhan hasil temuan ini maka dalam Pemilukada tahun 2012 terdapat sekitar 1,4 juta pemilih fiktif dari total 7.044.991 pemilih DPS. Seharusnya pemilih riil hanya sekitar 5,644.991 pemilih,” ujar Ahmad Nur, kemarin (17/5) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

PELAKSANAAN Pemilukada di DKI Jakarta tinggal 51 hari lagi. Namun Pusat Pergerakan Pemuda Indonesia (P3I) mendapati ada kejanggalan dalam jumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News