14 Proyek Kurangi Defisit Gas, Nilai Investasi Rp 432 T
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah mengembangkan 14 proyek lapangan gas dengan nilai investasi lebih dari USD 30 miliar atau Rp 432 triliun (USD Rp 14.400).
Hal itu dilakukan untuk mengejar pengembangan proyek gas di Indonesia untuk mengatasi defisit gas pada 2025.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar mengatakan, pengerjaan sejumlah proyek itu memerlukan waktu yang cukup lama.
’’Jadi, kami berharap dalam dua–empat tahun mendatang bisa menambah produksi minyak dan gas di Indonesia. Kalau dijumlah ini, tambahannya besar, sekitar 800 ribu barel ekuivalen minyak per hari. Namun, tidak bisa besok. Ini butuh waktu,’’ terang Sukandar, Senin (6/8).
Di antara sejumlah proyek tersebut, terdapat empat proyek pengembangan lapangan gas berskala jumbo yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Yaitu, proyek Tangguh Train 3, Indonesia Deep Water Development (IDD), Lapangan Abadi Blok Masela, dan Jambaran Tiung Biru.
Proyek Tangguh Train 3 akan menelan dana investasi USD 8 miliar dengan tambahan produksi 3,8 juta ton gas yang beroperasi pada 2020.
’’Sedang berlangsung jacket atau onshore kontraktor dipasang,’’ ujar Sukandar. Saat ini produksi gas di Tangguh untuk train satu dan dua telah mencapai 7,6 juta ton setahun.
Pemerintah mengembangkan 14 proyek lapangan gas dengan nilai investasi lebih dari USD 30 miliar atau Rp 432 triliun (USD Rp 14.400).
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja