15 Peneliti Raih Anugerah Riset Sobat Bumi 2014
“Buktinya, Qouamunas Tsani Nuargimah mahasiswa Semester Dua IPB yang mengajukan judul riset “Lamarin (Lampu Mandiri dan Ramah Lingkungan): Pemanfaatan Sumberdaya Tanah sebagai Energi”, bisa mengalahkan profesor-profesor yang juga ikut dalam Anugera Riset Sobat Bumi ini,” tegas Rida.
Bahkan kata Rida, Qouamunas Tsani Nuargimah awalnya sama sekali tidak mengira mendapatkan Anugerah Riset Sobat Bumi ini mengingat pesaingnya begitu berat.
Lain lagi cerita Takhsinul Khuluq dari Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Ia lanjut Rida, awalnya tidak yakin akan menjadi pemenang, mengingat selama ini riset bidang seni budaya selalu dipandang sebelah mata. Namun, ternyata proposalnya yang berjudul “Pembuatan Ensambel Musik Keroncong dari Bambu” membetot perhatian para juri.
Sedangkan Linda Damarjanti dari UI untuk kategori Pengabdian Masyarakat dengan judul riset “Pembangunan Komunitas Hutan Berkelanjutan Pentingnya Analisis Struktur, Kultur dan Proses dalam Program Pengembangan Komunisat Hutan” menurut Rida juga mengakui telah mengikuti berbagai hibah sejenis. Namun, Anugerah Riset Sobat Bumi memiliki keunggulan sendiri. Salah satunya adalah penekanan pada basis pembangunan berkelanjutan. “Ini saya rasa patut pendapatkan apresiasi,” katanya. (fas/jpnn)
Pemenang Anugerah Riset Sobat Bumi 2014
Kategori Disertasi: Ade Yeti Nuryanti dari Institut Teknologi Bandung dan Irwan dari Paris Technologi University.
Kategori Penelitian Mandiri: Syafrullah dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Budiman Achmad dari Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Masturi dari Universitas Negeri Semarang. Suhartono dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Takhsinul Khuluq dari Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, Himawan Tri Bayu Murti Petrus dari Universitas Gadjah Mada dan Ahmad Rizqy Akbar dari Universitas Brawijaya,
Kategori Pengabdian Masyarakat: Robert Markus Zaka Lawang dari Universitas Indonesia, Budi Leksono dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tnaman Yogyakarta, Yossi Wibisono dari Politeknik Negeri Jember, Moh Taqiuddin dari Universitas Mataram, Qouamunas Tsani Nuargimah dari Institut Pertanian Bogor dan Linda Damarjanti dari Universitas Indonesia.
JAKARTA - Pertamina Foundation memberikan penghargaan kepada 15 peneliti berbasis pembangunan berkelanjutan. Mereka menyisihkan 1023 proposal yang
- Banyak R3 Tidak Lulus Seleksi PPPK Guru Tahap 1, Bagaimana Honorer Database Bisa Tuntas
- Character Building FK UNDIP Bangkitkan Semangat dan Karakter Generasi Emas
- Kemendikdasmen Percepat Penyaluran BOSP 2025 di 423.080 Sekolah, Sebegini Anggarannya
- Talent DNA Jadi Solusi Identifikasi Bakat Digital Anak
- Mendiktisaintek Sampaikan Program Prioritas 2025, Ada Pembangunan Sekolah Unggul
- Dirjen GTK Berharap Tidak Ada Kesalahpahaman soal Orprof Guru