15 Tahun Merantau, Pulang Dikira Anak Buah Santoso
"Saya itu antara sadar dan tidak sadar berjalan dan seperti ada yang menuntun membawa saya ke pondok," tutur Anton.
Kepada Radar Gorontalo Anto mengaku selama belasan tahun berpisah dari orang tua dan keluarga, dirinya bekerja serabutan. Dia pun bekerja tanpa harus meminta untuk digaji, yang penting dia bisa makan. Bahkan, saat hidup di Pulau Jawa, dirinya hanya tidur di jalanan.
"Saya mah bekerja apa saja, tidur di terminal dan emperan toko, terakhir sebelum ke Gorontalo saya bekerja di somel di Luwuk," tukasnya.
Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP S Bagus Santoso mengaku, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Polsek Poso Pesisir dan Polda Sulteng. Hasilnya, pasca dari tragedi kerusuhan Poso, Anton bersama keluaragnya sudah pindah dari Desa Betania, dan saat ini tidak lagi terdaftar sebagai warga Desa tersebut.
"Hasil koordinasi itu, meyakinkan aparat Gorontalo, bahwa bersangkutan bukan anggota teroris dari Santoso," ujar Bagus.
Sementara itu Kapolres Gorontalo AKBP Heri Rio Prasetio menambahkan, pihaknya telah behasil menemukan tempat tinggal dengan keluarga Anton yag ada di Kelurahan Dembe II. Dan selanjutnya, telah menyerahkan Anton pada pihak keluarganya.
"Meski Anton tidak ada hubungan dengan anggota teroris Santoso, kami terus memantau keberadaan dan gerak gerik Anton, selama berada di Gorontalo,"singkat Heri.(rg-62/sam/jpnn)
GORONTALO – Polisi maupun TNI memperketat keamanan di Gorontalo pascatewasnya gembong teroris Santoso. Sabtu (23/7) dini hari, seorang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Puluhan Rumah di Palabuhanratu Sukabumi Rusak Akibat Abrasi Pantai
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- Menjelang Nataru, Polda Lampung Gelar Operasi Lilin Krakatau 2024
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- Pengamanan Nataru, Polres Banyuasin Kerahkan 304 Personel Gabungan
- Jalur Puncak Bogor Malam Tahun Baru Ditutup untuk Kendaraan