15.381 Napi di Sumut Masuk DPT Pemilu 2024

jpnn.com - MEDAN - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara (Kanwil Kemenkumham Sumut) menyatakan bahwa sebanyak 15.381 narapidana di Sumut masuk daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
"Jumlah DPT sebanyak 15.381 orang itu dari keseluruhan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) se-Sumatera Utara," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumut Rudy Fernando Sianturi di Medan, Kamis (18/1).
Dia mengatakan bahwa jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di lapas dan rutan sumut sebanyak 89. "Sementara untuk tahanan yang baru, Kanwil Kemenkumham Sumut mengusulkan ke KPU setempat agar masuk dalam DPT tambahan," kata Rudy.
Dalam persiapan menjelang pesta demokrasi lima tahunan ini, dia mengatakan Kanwil Kemenkumham Sumut dan jajaran melaksanakan pemantauan ke lapas atau rutan untuk memastikan kesiapan pelaksanaan Pemilu 2024.
"Saat ini belum ada kendala, mudah-mudahan lancar dan sukses pelaksanaan Pemilu 2024 khususnya di lapas dan rutan se-Sumut," ucapnya.
Secara terpisah, Kepala Rutan Kelas I Medan Nomrot Sihotang mengatakan jumlah tahanan yang ada di tempat ini ada 3.053 orang.
"Untuk DPT 217 orang dengan dua TPS," tutur Nomrot.
Dia melanjutkan dari jumlah itu dimungkinkan ada warga binaan yang tidak menggunakan hak pilihnya ditambah dengan adanya tahanan baru.
Sebanyak 15.381 napi di Sumut masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024.
- Kunjungi Sumut, Komisi VII DPR: Tak ada PHK di Lembaga Penyiaran Publik
- Anggap Sumut Darurat Narkoba, Sahroni Minta Polda hingga BNN Kerja Sama
- Berdayakan Napi Nusakambangan, PLN & Kementerian IMIPAS Perluas Pemanfaatan FABA PLTU Adipala
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Pengedar Ini Mendapat Narkoba dari Napi Bernama Om Kumis, Kok Bisa?
- AB Kendalikan Peredaran Narkoba dari Lapas Jambi, Kok Bisa?