1.542 Warga Bogor HIV/AIDS
Sabtu, 01 Desember 2012 – 08:47 WIB
“Dalam pendidikan misalnya, ada anak dari pasangan ODHA tidak mendapat pelakuan pantas. Dalam pelayanan kesehatan pun sering ditolak rumah sakit dan klinik. Dalam karier, banyak perusahaan melakukan tes HIV/AIDS. Dalam keluarga sekalipun, mereka sering dikucilkan dengan pemisahan toilet dan alat makan,” bebernya.
Untuk memberikan pemahaman publik, rencananya hari ini, ratusan mahasiswa akademi Perawat dan Akademi Kebidanan akan memeringati Hari AIDAS Sedunia dengan aksi simpatik di Jalan Pajajaran, Jalan Djuanda, dan Jalan Laladon.
Sementara itu, seksolog dari Aliansi Seksolog Indonesia, Boda Simanungkalit mengatakan, tingginya risiko HIV/AIDS di Kota Bogor diakibatkan faktor ketidaksetiaan terhadap pasangan. “Tapi, perlu diingat. Itu merupakan fenomena gunung eks. Yang tidak terdeteksi jumlahnya jauh lebih banyak dari penderita terdeteksi,” tandasnya. (Cr2/ram)
BOGOR - Perkembangan penyakit Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Bogor masih mengkhawatirkan. Dari Januari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS