16 WNI Tertangkap di Turki Dipulangkan

jpnn.com - PEMERINTAH RI mencapai kesepakatan dengan pemerintah Turki terkait nasib 16 warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Gaziantep. Dalam kesepakatan itu, pemerintah Turki membuka kemungkinan untuk tidak menghukum 16 orang yang ingin menyeberangi perbatasan dan bergabung dengan kelompok ISIS itu.
"Mereka ditahan di detention center karena pelanggaran keimigrasian. Sebab, sebelas orang dari rombongan tidak membawa paspor. Ada opsi pemulangan, tetapi itu bukan satu-satunya opsi. Yang jelas, apa pun keputusan yang diambil adalah kesepakatan kedua negara," ungkap Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal yang terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah Turki saat dihubungi kemarin (16/3).
Saat ini, jelas Iqbal, tim perwakilan pemerintah RI gelombang kedua terus berkoordinasi dengan otoritas terkait di Turki. Dia mengakui, salah satu opsi yang mencuat adalah memulangkan mereka ke Indonesia.
"Tim sudah melakukan kerja hari pertama kemarin. Yang dikirim memang wakil pemerintah dengan level yang lebih tinggi untuk memperkuat koordinasi supaya proses lebih cepat," imbuhnya. (idr/bil)
PEMERINTAH RI mencapai kesepakatan dengan pemerintah Turki terkait nasib 16 warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Gaziantep. Dalam kesepakatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ratusan Kader Demokrat Sambut Kehadiran Mbak Puan & Bambang Pacul di Penutupan Kongres ke VI
- BHR Outlook 2025, SETARA Institute Identifikasi 10 Isu Prioritas Bisnis & HAM di Indonesia
- KPK Ancang-ancang Ambil Tindakan Terkait Laporan Suap Pemilihan Pimpinan DPD
- Di Hadapan Akademik UGM, Eddy PAN Ungkap Pentingnya Kebijakan Berbasis Data
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Bertemu Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Prabowo Tanya Kabar Putin