167 Operator Armada Tambang di KPC Sosok Perempuan
Bekerja dari pagi hingga petang di lokasi yang cuacanya sangat berbeda dengan kampung halamannya, Zafira tentu membutuhkan adaptasi fisik yang tidak mudah.
“Kami bekerja di kedalaman hingga 235 meter di bawah tanah, sehingga termasuk tambang batubara terdalam di dunia untuk saat ini. Itu jadi tantangan tersendiri,” katanya.
Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tugas engineer laki-laki dan perempuan di lapangan, begitu pula kesempatan dan peluang yang diberikan perusahaan selama bekerja.
“Terkadang harus ke tempat yang cukup berisiko di lapangan, maka saya diminta untuk stay. Namun, di lain itu semua diperlakukan sama. Ke lapangan sendiri, menyetir sendiri, koordinasi sendiri, semua sama,” katanya.
Zafira berharap dapat menginspirasi perempuan untuk berani bermimpi melalui karier yang dipilih dan ditekuninya saat ini.
“Sebagai engineer pertambangan perempuan, saya ingin menginspirasi banyak orang terutama kaum perempuan. Asalkan fokus mimpi akan berbuah menjadi kenyataan,” ucapnya.
Sebagai informasi, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu poin utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yang digaungkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu juga menjadi acuan penting dalam menciptakan dunia usaha yang berbasis pada inklusivitas.
Ada ratusan Kartini Tambang yang bekerja di KPC, di mana sebanyak 167 orang di antaranya berperan sebagai operator armada tambang.
- Kaltim Prima Coal Berkomitmen Jaga Keberlanjutan Hunian Orang Utan
- Cegah Stunting, Arutmin Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Ibu Hamil
- Berkontribusi Bagi Negeri, BUMI Konsisten Lakukan Program CSR
- Anak Usaha PT BUMI Jadi Pionir Pengelolaan Limbah Pertambangan
- Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja jadi Landasan Utama PT BUMI
- Libatkan Peserta Tunanetra dalam Arutmin Borneo Run, Anak Usaha BUMI Raih Rekor MURI