169 Kabupaten/Kota Kekurangan SMP
Jumat, 08 November 2013 – 05:44 WIB
JAKARTA - Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (wajar dikdas) belum berjalan lancar. Buktinya, delapan persen lulusan SD setiap tahun tidak melanjutkan ke SMP. Lalu, ada 169 kabupaten atau kota yang memiliki angka partisipasi kasar (APK) SMP rendah. Hal itu karena kurangnya gedung sekolah dan budaya bersekolah yang rendah.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengatakan, sejatinya kepesertaan siswa usia sekolah di jenjang SMP secara nasional sudah seratus persen. "Tetapi indikator itu saja tidak bisa jadi patokan," katanya dalam pagelaran Festival dan Lomba Seni Siswa Sekolah (FLS2N) di Jakarta, Kamis (7/11).
Di sejumlah daerah angka partisikasi di SMP masih lebih rendah dibanding rerata nasional. Di titik-titik itulah upaya memasukkan lulusan SD ke SMP harus digenjot. "Kita harus mencari tahu alasannya apa," papar dia.
Umumnya rendahnya angka partisipasi di SMP disebabkan karena infrastruktur pendidikan yang tidak ada. Infrastruktur berupa gedung SMP negeri idealnya minimal ada satu unit di setiap desa atau kelurahan. Saat ini jumlah SMP di seluruh Indonesia ada 35.492 unit dengan daya tampung sekitar 13 juta siswa. Sementara itu jumlah SD mencapai 146.967 unit sekolah dengan kapasitas sekitar 27 juta siswa.
JAKARTA - Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (wajar dikdas) belum berjalan lancar. Buktinya, delapan persen lulusan SD setiap
BERITA TERKAIT
- Inilah Kebijakan Terbaru terkait Guru PPPK, Tinggal Menunggu Surat Resmi
- Bandingkan Sikap Prabowo dan Gibran soal PPDB Zonasi
- Mendikdasmen Abdul Mu’ti Memberi Sinyal Kuat Perubahan, FSGI Bereaksi
- Luo Yuan Yuan jadi Mahasiswa Asing Pertama Raih Doktor di Untar dengan IPK Sempurna
- Guru ASN PPPK & Honorer Tendik Minta Kenaikan Gaji Merata, Ingatkan Janji Prabowo
- Komitmen Cambridge English Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia