17 Kali Gelar Perkara, Bukukan True Story Gerakan Sergap Buronan
Kamis, 03 Desember 2009 – 05:52 WIB
Ada optmisme, karena di saat KPK sedang dilanda persoalan, dukungan masyarakat cukup gencar kepada KPK. Ini sebuah gambaran bahwa publik menginginkan upaya pemberantasan korupsi jalan terus. "Saya sangat terkesan dan mengapreasiasi dukungan itu," ucapnya.
Rintisan karir Waluyo cukup unik. Selepas lulus STM 2 Solo Jawa Tengah (1972-1974), dia langsung bekerja. Selang enam tahun berikutnya, dia baru kuliah di Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan lulus 1986. Selanjutnya, kuliah Program Magister Manajemen Prasetya Mulya (1994-1996). Saat ini masih kuliah Strata 3 Ekonomi/Stratejik Manajemen Universitas Indonesia. "Jadi saya masih muda, karena masih mahasiswa," ujarnya bergurau.
Kemana setelah 'pensiun' dari KPK? "Insya Allah balik ke Pertamina," jawab pria yang dua bulan lalu meninggalkan jabatan sebagai Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Pertamina itu. Selain itu, dia ingin membukukan cerita-cerita ringan tapi menarik di seputar dalam KPK. Misalnya, bagaimana sikap anak istri penyidik yang kerap pulang malam. Atau, bagaimana tim KPK menyamar sebagai pembantu yang sedang pacaran saat ingin menangkap buronan KPK di sebuah rumah di Pondok Indah.
Contoh lain, masih kata Waluyo, tim dari KPK harus menyamar dengan membawa mobil pengganti lampu di jalan depan rumah jaksa Urip Tri Gunawan. Padahal agar bisa melongok mendeteksi aktifitas di dalam rumah itu. "Hal yang seperti ini menarik untuk membangkitkan spirit kebangsaan bagi para generasi muda. "Itu semua true story," imbuhnya.
BIBIT Samad Rianto dan Chandra M Hamzah akan balik ke markasnya untuk kembali aktif sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah kasus
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408