17 Tahun Sudah Dikepung Asap
jpnn.com - PUTRA daerah asal Sulawesi Utara ini tidak menyangka Presiden Joko Widodo akan memilihnya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Willem Rampangilei dilantik presiden di Istana Negara, Senin (7/9).
Setelah pelantikan tersebut, pria yang akan menempati posisi dengan pangkat bintang tiga itu akhirnya meninggalkan jabatannya sebagai Deputi I Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Mantan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado dan Kalimantan Timur itu diangkat menggantikan Syamsul Ma'arif ketika beberapa wilayah sedang mengalami darurat asap akibat kebakaran lahan dan hutan.
Kaget memang dipilih, tapi ayah empat anak ini tentu saja tetap berkomitmen akan melanjutkan tugas yang ditinggalkan Syamsul untuknya.
Mantan Kepala Dinas Hidrografi dan Oseanografi (Kadishidros) Mabes AL belum ingin banyak bicara tugasnya sebelum dilakukan sertijab bersama Syamsul. Namun, soal asap, ia percaya hanya langkah pencegahan yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat saat.
Pekerjaan rumah sudah menanti Willem untuk menyelesaikan masalah asap. Tugas boleh berat, tapi Willem menunjukkan sikap optimistis dan terus menebar senyum. Ia juga bersemangat menyebarkan nomor ponselnya sehingga awak media massa mudah menghubunginya saat terjadi bencana di seluruh belahan tanah air. Apa dan bagaimana pandangan Willem terhadap tugas barunya, terutama untuk penanganan asap? Berikut wawancaranya usai dilantik di Istana Negara.
Pergantian posisi ini mendadak, bagaimana awalnya bapak tahu?
Terima kasih pada semuanya dan teman-teman media semuanya yang sudah hadir dan memberikan doa restu pada saya. Saya baru tahu kemarin. Diberitahu Mensesneg. Saya tidak tahu kenapa bisa mendadak, silakan tanyakan itu pada Presiden Joko Widodo