18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi
Senin, 01 Maret 2021 – 19:13 WIB
"Ketakutan itu hanya akan terus bertumbuh bila kami hidup di bawah kekuasaan militer dan mereka yang menciptakan ketakutan sadar akan hal tersebut," katanya.
"Jelas sekali mereka ingin menciptakan ketakutan dengan membuat kami lari dan bersembunyi. Kami tidak bisa menerima hal tersebut."
Photo: Polisi melepaskan gas air mata guna membubarkan unjuk rasa di Yangon. (Reuters)
Duta besar yang dipecat tetap akan berjuang
Tindakan polisi terjadi setelah televisi nasional Myanmar mengumumkan Duta Besar Myanmar untuk PBB dipecat karena mengkhianati negeri itu.
Duta besar tersebut sebelumnya mendesak PBB untuk melakukan langkah "apa saja yang diperlukan" untuk mengembalikan keadaan sebelum kudeta.
Duta besar yang dipecat ini adalah Kyaw Moe Tun mengatakan tetap akan berjuang.
"Saya memutuskan untuk berjuang selama yang bisa saya lakukan," katanya di New York.
Photo: Kepemimpinan Aung San Suu Kyi tetap mendapat banyak dukungan di Myanmar. (Reuters: Supplied)
Polisi Myanmar melepaskan tembakan langsung ke arah para pengunjuk rasa menewaskan belasan orang dalam unjuk rasa paling mematikan di Myanmar sejauh ini, setelah kudeta yang dilakukan militer awal Februari lalu
BERITA TERKAIT
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun