19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara

19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
Arsip - Penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyidaw, Myanmar, 27 Maret 2021. Foto: ANTARA/REUTERS/Stringer/as

"Penghentian singkat permusuhan yang diumumkan merupakan langkah yang tepat, namun hal itu harus diperpanjang," kata Savioz.

Junta militer Myanmar baru mengumumkan gencatan senjata selama tiga pekan pada 2 April setelah gempa bumi 28 Maret menewaskan lebih dari 3.100 orang dan melukai ribuan lainnya.

Menurut Savioz, sebelum gempa besar itu saja, hampir 20 juta warga Myanmar menggantungkan hidup pada bantuan kemanusiaan akibat konflik yang berlangsung.

"Ketika operasi pencarian dan penyelamatan berakhir dan harapan menemui korban selamat di bawah reruntuhan memudar, respons kemanusiaan untuk memenuhi semakin bertambahnya kebutuhan semua komunitas yang terdampak harus ditingkatkan secara signifikan," ucap dia.

Pejabat ICRC itu mengatakan, sebagian besar masyarakat di wilayah Mandalay dan Sagaing masih belum bisa pulang ke rumahnya masing-masing dan masih harus tidur di tempat terbuka.

Sementara itu, hampir 100 rumah sakit dan fasilitas kesehatan rusak parah dan tak lagi aman digunakan, kata Savioz, menambahkan. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Perang saudara Myanmar tak juga berhenti lewat sepekan setelah gempa besar 7,7 magnitudo yang mengguncang negara ASEAN tersebut


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber ANTARA
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News