19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara

"Penghentian singkat permusuhan yang diumumkan merupakan langkah yang tepat, namun hal itu harus diperpanjang," kata Savioz.
Junta militer Myanmar baru mengumumkan gencatan senjata selama tiga pekan pada 2 April setelah gempa bumi 28 Maret menewaskan lebih dari 3.100 orang dan melukai ribuan lainnya.
Menurut Savioz, sebelum gempa besar itu saja, hampir 20 juta warga Myanmar menggantungkan hidup pada bantuan kemanusiaan akibat konflik yang berlangsung.
"Ketika operasi pencarian dan penyelamatan berakhir dan harapan menemui korban selamat di bawah reruntuhan memudar, respons kemanusiaan untuk memenuhi semakin bertambahnya kebutuhan semua komunitas yang terdampak harus ditingkatkan secara signifikan," ucap dia.
Pejabat ICRC itu mengatakan, sebagian besar masyarakat di wilayah Mandalay dan Sagaing masih belum bisa pulang ke rumahnya masing-masing dan masih harus tidur di tempat terbuka.
Sementara itu, hampir 100 rumah sakit dan fasilitas kesehatan rusak parah dan tak lagi aman digunakan, kata Savioz, menambahkan. (ant/dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Perang saudara Myanmar tak juga berhenti lewat sepekan setelah gempa besar 7,7 magnitudo yang mengguncang negara ASEAN tersebut
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Gempa Myanmar, Korban Meninggal Dunia Mencapai 3.301 Orang
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar
- Menlu Sugiono Pastikan tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Myanmar
- Gempa Myanmar, Indonesia Kirim Bantuan Tahap Tiga
- Ratusan Warga Muslim Tewas akibat Gempa Bumi di Myanmar
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini