19 WNI Terjaring Ops Selundup di Malaysia, Apa Salah Mereka?
Selain calo dan migran, ketiga kendaraan yang digunakan telah disita dengan nilai anggaran berjumlah RM 130,000 (sekitar Rp443 juta).
Sindikat itu diyakini telah bergerak aktif sejak Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) diterapkan pada 2020.
Modus operandi sindikat tersebut adalah menjalin kerja sama dengan calo atau yang menyeludup migran dari Indonesia dan mendarat di pantai sekitar Negeri Johor.
"Tekong darat akan menyediakan pengangkutan untuk mengangkut migran-migran berkenaan sebelum diberikan kepada majikan. Biaya yang dikenakan oleh sindikat kepada migran untuk diselundupkan masuk ke Malaysia adalah antara RM 800.00 (Rp2,7 juta) hingga RM 1,500.00 (Rp5,1 juta) per orang," katanya.
Sebanyak 18 orang migran yang ditangkap itu akan diproses di bawah Pasal 6(1)(c) Undang-Undang Imigrasi 1959/63 karena memasuki Malaysia tanpa suatu izin yang sah.
"Manakala kedua tekong tersebut akan diproses di bawah Pasal 26A Undang-Undang Antiperdagangan Orang dan Antipenyeludupan Migran 2007 bagi kesalahan menyelundupkan migran. Mereka bisa dihukum penjara tidak melebihi 15 tahun, dan boleh juga dikenakan denda, atau kedua-duanya. Semua sedang ditahan di Depo Imigrasi," katanya. (ant/dil/jpnn)
Aparat Malaysia telah menangkap 19 WNI dalam Ops Selundup yang dilakukan di Johor Baru
Redaktur & Reporter : Adil
- Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI di Pemukiman Ilegal
- Gerebek Markas Judi Online, Aparat Malaysia Tangkap 6 WNI
- Kabar Terbaru 7 WNI di Penjara Qingdao China, Ada Harapan Pulang?
- Kabar Terbaru dari Irjen Dedi soal Pilot Asal Papua Ditangkap Polisi Filipina
- Kabar Gembira, Malaysia Buka Autogate untuk WN Asing, Ini Manfaatnya
- Sempat Ditangkap Aparat Malaysia, Remaja 15 Tahun Asal Anambas Dibebaskan Pengadilan