190 Warga Terpapar Radiasi
600 Ribu Dievakuasi
Senin, 14 Maret 2011 – 06:15 WIB
TOKYO - Darurat nuklir yang terjadi di Jepang setelah gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami pada Jumat lalu (11/3) belum reda. Pemerintah Jepang resmi mengumumkan bahwa dua reaktor nuklir mereka di Fukushima meleleh secara parsial. Akibatnya, terjadi radiasi. Yang ironis, Badan Tenaga Atom Jepang justru sebelumnya menyatakan bahwa proses pendingin di reaktor nomor 2 di Tokai, Distrik Naka, Prefektur Ibaraki, telah berfungsi. Tetapi, dua di antara tiga mesin diesel yang digunakan untuk pendinginan tidak berfungsi. Reaktor tersebut hanya berjarak sekitar 120 km utara Tokyo dan ditutup otomatis setelah gempa dan tsunami mengguncang pada Jumat lalu.
Sekitar 210 ribu orang telah dievakuasi dari area permukiman di sekitar reaktor Fukushima nomor 1, 250 km utara Tokyo. Reaktor Fukushima nomor 2 juga termasuk yang meledak sehingga warga sekitar kawasan tersebut dievakuasi.
Baca Juga:
Operator reaktor tersebut, Tokyo Electric Power (TEPCO), menyatakan telah mengambil langkah-langkah untuk mendinginkan salah salah di antaranya dengan menggunakan air laut. Tetapi, perusahaan itu kemarin (13/3) justru memperingatkan bahwa reaktor lain (reaktor nuklir ketiga) juga kepanasan. "Pompa pendingin telah gagal berfungsi di reaktor nuklir Tokai," tutur perusahaan itu dalam pernyataan tadi malam, seperti dikutip Agence France-Presse (AFP).
Baca Juga:
TOKYO - Darurat nuklir yang terjadi di Jepang setelah gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami pada Jumat lalu (11/3) belum reda.
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan