2 ABK Asal Indonesia di Kapal Tiongkok Terjun ke Laut, Bamsoet Minta Polri Bergerak

Lebih lanjut dia juga mengingatkan masyarakat Indonesia, khususnya WNI yang akan bekerja di luar negeri, agar tidak mudah terpengaruh oleh ajakan dengan gaji yang menggiurkan.
"Harus kritis dalam memastikan kevalidan dan kelegalan pekerjaan tersebut," jelas Bamsoet.
Sebelumnya ramai diberitakan lembaga Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia ada dua ABK harus melompat ke laut karena tidak tahan dengan kerja paksa mirip perbudakan di kapal ikan berbendera Tiongkok.
Koordinator DFW Indonesia Muh Abdi Suhufan, di Jakarta, Senin 8 Juni 2020, mengatakan berdasar data yang dihimpun, laporan terbaru menyebutkan pada Jumat (5/6), dua orang awak kapal perikanan Indonesia jadi korban.
Yakni atas nama Reynalfi dan Andri Juniansyah. Keduanya melompat dari kapal ikan China LU QIAN YUA YU 901 saat kapal melintasi Selat Malaka.
Abdi memaparkan, mereka melompat karena tidak tahan dengan perlakuan dan kondisi kerja paksa di atas kapal.
Mereka sering mendapatkan intimidasi, kekerasan fisik dari kapten dan sesama ABK asal Tiongkok.
Setelah mengapung selama tujuh jam di laut Selat Malaka, mereka akhirnya ditolong nelayan Tanjung Balai Karimun.
Setelah mengapung selama tujuh jam di Selat Malaka, 2 ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal Tiongkok itu ketemu nelayan.
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- Bamsoet Prihatin Muruah Pengadilan Rusak Akibat Rentetan Kasus Melibatkan Hakim
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan