2 Capres Bicara Persoalan Pupuk, Pengamat Ingatkan Hal Penting Ini, Jleb Banget

jpnn.com, JAKARTA - Analis kebijakan politik pangan Syaiful Bahari mengingatkan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo untuk tidak menyederhanakan persoalan pupuk bersubsidi.
Sebab, permasalahan pupuk dinilai sudah jelas.
Syaiful membeberkan bahwa anggaran subsidi pupuk dari tahun ke tahun makin berkurang.
Pada 2019 anggaran subsidi pupuk Rp 34, 3 triliun, pada 2020 berkurang menjadi Rp 31 triliun, pasa 2021 berkurang jadi Rp 29,1 triliun, pada 2022 Rp 25,3 triliun, dan pada 2023 berkurang lagi menjadi 24 triliun.
"Sehingga dalam 5 tahun pengurangan anggaran subsidi pupuk mencapai 10,3 triliun," ungkap Syaiful kepada media di Jakarta, Kamis (25/5).
Syaiful memerinci dengan luas lahan pertanian 10,68 juta hektar anggaran subsidi pupuk yang terus-terusan dipangkas tak bisa mencukupi kebutuhan petani.
"Bahkan, Presiden Jokowi sendiri mengakui, kebutuhan pupuk Indonesia 13,5 juta ton yang baru terpenuhi 3,5 juta ton. Artinya, terdapat kekurangan 10 juta ton pupuk," katanya.
Maka, defisit pupuk yang begitu besar, kata Syaiful, sudah pasti menjadi persoalan yang sangat serius bagi produktifitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Analis kebijakan politik pangan Syaiful Bahari mengingatkan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo untuk tidak menyederhanakan persoalan pupuk bersubsidi
- Petrokimia Gresik Siapkan Pupuk 431 Ribu Ton saat Lebaran, Stok Aman
- Pupuk Indonesia Raih 3 Penghargaan di Ajang Anugerah BUMN 2025
- Super Tani Tawarkan Solusi Atasi Langkanya Pasokan Pupuk
- Optimalisasi Lahan Tidur, Pupuk Indonesia Gandeng TNI AD dan PTPN
- Stok Pupuk Subsidi Tersedia untuk Petani Bali, Nyoman Adi Apresiasi Gebrakan Mentan
- Dirut Pupuk Indonesia Pastikan Pupuk Bersubsidi Tersedia Sebelum Musim Tanam